SKD (Simulasi dan Komunikasi Digital)

 

BAB I

KONSEP DASAR

 

 SIMULASI DIGITAL

 Upaya Mengomunikasikan Gagasan atau Konsep

 Melalui Presentasi Digital

  

A.   Konsep Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital

 

Pada dasarnya, Sekolah Menengah Kejuruan bertujuan membekali siswanya dengan keterampilan kejuruan untuk mengatasi masalah. Dengan demikian, sejak awal, siswa SMK harus mendudukkan dirinya sebagai bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah.

 

Dalam hampir seluruh bagian hidupnya, manusia tidak pernah mampu melepaskan diri dari kegiatan berinteraksi dengan manusia lainnya. Hal itu terjadi karena manusia adalah makhluk sosial yang harus tetap berhubungan dengan manusia lain, dan setiap manusia memiliki keterbatasan. Setiap manusia tidak dapat diukur sama dalam hal pengetahuan dan keterampilannya. Dalam tata kehidupan manusia, masing-masing selalu berusaha mengisi kerja sama dengan orang lain menggunakan pengetahuan dan keterampilannya. Manusia yang berguna adalah mereka yang mampu memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya untuk menyelesaikan masalahnya sendiri atau untuk membantu menyelesaikan masalah orang lain.

 

Keterbatasan pada diri manusia merupakan akar masalah. Manusia selalu memiliki masalah dalam setiap bagian hidupnya karena keterbatasannya. Kelebihan seseorang yang dapat menyelesaikan kekurangan orang lain. Dalam perkembangannya, kelebihan seseorang inilah yang sering menjadi kekhasan pengetahuan dan keterampilan seseorang. Tujuan akhir dari upaya mencari pengetahuan dan melatih keterampilan serta menyelesaikan masalah , adalah mencapai kehidupan yang lebih baik bagi dirinya dan orang lain.

 

Menemukan masalah adalah kegiatan awal sebelum menyelesaikannya. Kemampuan ini merupakan kerja nalar berdasarkan kondisi dan fakta yang terlihat dan yang mungkin tidak terlihat. Seseorang berpikir untuk mendapatkan solusi yang menjadi arah utama untuk menyelesaikan masalah

 

Saat A-ha!

 

Manusia selalu ingin tahu untuk mendapatkan solusi. Keingintahuan inilah yang pada dasarnya mendorong seseorang berpikir. Kegiatan berpikir tidak akan berhenti sebelum menemukan solusi. Ketika pengetahuan dan keterampilannya tidak mampu menemukan solusi, dia bertanya kepada orang lain, atau meneliti masalah tersebut, sampai didapatkannya solusi yang tepat.

 

Dalam proses berpikir menemukan solusi, terdapat saat penting, ketika menemukan sesuatu dalam pikiran kita. Seolah-olah otak kita diterangi cahaya, mungkin hanya sepersekian detik.

Tiba-tiba muncul sebuah ide cemerlang, menemukan solusi. Saat itulah yang oleh para ahli dikatakan sebagai saat A-ha. “A-ha, aku tahu”, demikian seolah-olah otak kita berkata. Atau, karena demikian cemerlangnya hasil pikir kita, bahkan mulut kita ikut mengucapkannya, tanpa sengaja.

 

Saat A-ha, bukan tujuan kita berpikir. Tahu itu penting. Akan tetapi hanya sekadar tahu, tidak cukup. Hal yang kita temukan harus dibandingkan dengan hal lain yang kita temukan pada ‘saat A-ha’ yang lain. Beberapa solusi diperbandingkan. Seseorang masih harus berpikir. Solusi terbaiklah yang terpilih untuk menjadi solusi atas masalah yang dihadapi.

 

Ketika seseorang berpikir, dia tidak kehilangan apa pun dari dalam dirinya. Bahkan, seseorang harus meneroka (melakukan eksplorasi), melakukan penjelajahan, berdasarkan pengetahuan yang telah dia miliki, untuk mencari solusi. Proses berpikir dan meneliti serta menemukan solusi merupakan proses menemukan pengetahuan.

 

Keingintahuan seseorang sudah muncul sejak kecil. Rasa ingin tahu ini makin besar. Bahkan, karena terbatasnya kesempatan bertanya, ada hal-hal yang masih belum diketahuinya terbawa sampai dewasa. Bagaimana cara seorang anak memuaskan rasa ingin tahunya dengan selalu bertanya, sering kita lihat dalam kehidupan.

 

Berjuta pertanyaan dalam diri seseorang mulai terjawab ketika dia belajar di sekolah, membaca buku, bertanya pada orang lain, dan kesempatan lainnya. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan awal dari upaya memuaskan keingintahuan yang lebih luas.

 

 

B.   Mengatasi Masalah

  

Tidak satu pun manusia yang tidak memiliki masalah dalam hidupnya. Bahkan, masalah ada di setiap saat. Masalah tidak boleh dihindari, masalah harus dicarikan solusinya. Menunda pencarian solusi atas suatu masalah akan menghadirkan masalah lain, yang kadang-kadang menjadi makin besar dan pelik.

 

Masalah muncul dalam berbagai bidang kehidupan. Masalah dikenali sebagai kondisi yang muncul ketika terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kenyataan adalah kondisi yang ada, sedangkan harapan adalah kondisi yang, seharusnya dan sebaiknya, sesuai dengan kebutuhan kita.

 

Ketika kita menghadapi kondisi tersebut, kita harus menghadapinya dan mencari solusi sebagai jalan keluar yang dapat mengatasi masalah. Mengatasi masalah dapat dilakukan jika kita mampu mengenali masalah. Mengenali masalah masih merupakan masalah tersendiri, bagi banyak orang. Banyak orang yang belum terasah kemampuannya mengenali masalah.

 

Manusia selalu berpikir memecahkan masalah. Ketika berpikir, dalam kedudukannya sebagai makhluk rasional, manusia mampu menggunakan pengetahuan yang ada untuk menemukan ide. Ide muncul sesaat ketika proses berpikir dilakukan. Pada ide yang hanya muncul sesaat ini, harus dilakukan penalaran. Jadi, manusia harus menalar ide. Banyak atau sedikitnya pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki, sangat memengaruhi banyak sedikitnya ide yang muncul saat berpikir. Pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki juga memengaruhi proses penalaran terhadap ide seseorang.

Banyak masalah yang solusinya hanya memerlukan satu langkah tanpa mempertimbangkan banyak hal lain. Namun, lebih banyak lagi masalah yang solusinya harus mempertimbangkan banyak hal.

 

Jika masalah hanya memerlukan satu langkah sebagai solusi tanpa mempertimbangkan banyak hal, segera lakukan. Jika masalah memerlukan solusi yang harus mempertimbangkan banyak hal, sebaiknya seseorang selalu meneroka (melakukan eksplorasi) mencari beberapa jenis ide yang mungkin dapat dilakukan. Dari beberapa ide yang ditemukan, pertimbangkanlah satu demi satu, berdasarkan manfaat dan akibat buruk yang ditimbulkannya. Proses mempertimbangkan setiap ide yang akan dijadikan solusi yang terbaik dan paling tepat memerlukan pengetahuan dan pengalaman, baik pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Proses mempertimbangkan ide menjadi solusi terpilih, jika diasah dan dilakukan berulang-ulang, akan membentuk sikap yang bijaksana, yaitu mempertimbangkan manfaat dan akibat buruk sebelum mengambil keputusan.

 

Jadi, solusi yang baik adalah ide kreatif yang:

 

(1)    mengatasi masalah secara permanen;

 

(2)    dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan kita;

 

(3)    bermanfaat bagi (makin) banyak orang;

 

(4)    tidak bertentangan dengan hukum, kesantunan, norma yang berlaku;

 

(5)    mampu menginspirasi orang lain.

 

 

Mungkin saja masih ada solusi yang tidak sesuai dengan butir nomor (2) sampai dengan nomor

 

(5)  di atas. Seseorang dapat meneroka ide lain, setidaknya mempertimbangkan setiap solusi yang akibat buruknya menimpa sedikit pihak yang dirugikan, serta seseorang harus bertanggung jawab atas akibat buruk yang ditimbulkan.

 

Kemampuan mengenali dan merumuskan masalah sudah menjadi modal awal

 

menemukan ide dan solusi.

 

 

 

Setiap ide yang sudah dinalar menjadi solusi, akan menjadi gagasan seseorang untuk dilakukan, bahkan dapat dikomunikasikan kepada orang lain.

 

 

C.   Mengomunikasikan Gagasan

 

 

Gagasan yang ditemukan oleh seseorang dapat dikomunikasikan kepada orang lain dengan berbagai tujuan. Kemampuan mengomunikasikan gagasan kepada orang lain harus dilatih.

 

Gagasan apa pun dapat dikomunikasikan dalam Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital. Mata pelajaran yang diajarkan pada Kelas X harus diberlakukan sebagai ajang belajar mengidentifikasi masalah dan menalar gagasan yang akan dijadikan solusi serta mengomunikasikannya. Apa pun gagasannya.

 

Memperkenalkan resep makanan yang sudah dibuat, misalnya, dapat menjadi ide kreatif yang dikomunikasikan melalui berbagai media. Demikian juga memperkenalkan:

(1)    resep makanan baru sebagai modifikasi resep sebelumnya, atau

 

(2)    cara memasak agar lebih enak dan menarik, atau

 

(3)    penataan/penyajian makanan, atau

 

(4)    cara yang benar menggunakan alat memasak, atau

 

(5)    memperkenalkan resep makanan sebagai ciptaan baru; semuanya dapat menjadi ide kreatif.

 

Demikian banyak dan luasnya bidang kehidupan yang dapat dijadikan ide kreatif. Ide kreatif ditemukan bukan saja ketika seseorang menghadapi masalah, tetapi juga untuk mengantisipasi jika masalah itu muncul dalam kehidupan seseorang. Apalagi kalau seseorang mau melakukan eksplorasi (penerokaan) tentang perubahan produk lama menjadi produk baru (modifikasi) melalui: (1) perubahan: warna, bentuk, bahan; atau (2) penambahan fungsi produk dengan menambahkan bagian tertentu yang diperlukan; (3) membuat produk (yang benar-benar) baru; semuanya dapat menjadi ide kreatif.

 

Ide kreatif yang terkait dengan benda kerja (kompor, mixer, blender, mesin bor, dan sejenisnya) dapat ditingkatkan fungsinya dengan melakukan penambahan: kecepatan kerja, atau ketepatan kerja, atau kenyamanan kerja.

 

Proses kreatif dapat dilakukan melalui 4 tahap: Mengamati – Menirukan – Modifikasi – Membuat baru (dalam bahasa Jawa: Niteni, Nirokke, Nambahi, Nemokke yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara).

 

Sumber: http://1001indonesia.net/ki-hajar-dewantara/

 

Gambar 1.1 Ki Hajar Dewantara

 

 

Hal yang harus dibiasakan sejak awal dalam mata pelajaran ini adalah mengemukakan gagasan yang benar dengan cara yang baik. Ide kreatifnya ada, tetapi akan menjadi sia-sia jika gagasannya salah. Ide kreatifnya ada, benar, tetapi cara mengomunikasikannya tidak baik, hasilnya akan memberikan nilai kurang pada diri seseorang.

 

 

D.   Kemampuan Berkomunikasi dan Perangkat

 

 

Pada dasarnya, kemampuan berkomunikasi merupakan kebutuhan setiap orang. Kemampuan mengomunikasikan menjadi bagian dari kompetensi teknis bekerja.

Hakikat berkomunikasi adalah menyampaikan gagasan atau konsep kepada pihak lain. Komunikasi yang baik adalah jika informasi yang disampaikan diterima sama isi dan maknanya oleh pihak lain. Terdapat be rbagai cara berkomunikasi untuk mencapai komunikasi yang baik.

 

Terdapat sekelompok orang yang mudah menyampaikan atau menerima informasi melalui percakapan verbal. Terdapat pula sekelompok orang yang lebih mudah menyampaikan atau menerima informasi verbal secara terulis sebagai pengganti percakapan. Informasi tertulis juga merupakan cara terbaik ketika percakapan verbal tidak dapat dilakukan secara langsung. Terdapat sekelompok orang yang mudah menerima informasi melalui gambar atau bagan dis erta penjelasan secukupnya, sebagai pengganti percakapan verbal atau informasi tertulis. Terdapat sekelompok orang yang lebih mudah menerima informasi melalui video atau video animasi disertai penjelasan secukupnya sebagai pengganti cara berkomunikasi lainnya.

 

Kemampuan mengomunikasikan menjadi makin mudah dan memiliki jangkauan luas seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Perangkat digital yang merambah pada hampir seluruh bidang kehidupan mendukung proses berkomunikasi menjadi ‘tanpa hambatan’. Pada sisi lain, kemudahan melakukan komunikasi tersebut harus dilakukan dengan tetap menjaga etika komunikasi digital, dengan apa yang disebut kewargaan digital (digital citizenship).

 

Perangkat (komunikasi) digital, memungkinkan:

 

1.    seseorang mencari alternatif solusi atas permasalahan yang dihadapinya;

 

2.    seseorang mencari mitra kolaborasi untuk memodifikasi atau membuat produk baru/layanan kerja baru;

3.    seseorang mengomunikasikan hasil kerja berupa produk/layanan kerja kepada orang lain, atau bahkan melakukan transaksi dan negosiasi.

 

Setidaknya, perangkat (komunikasi) digital memungkinkan seseorang mengomunikasikan kompetensi teknis yang dimiliki berikut gagasannya kepada orang lain. Perangkat (komunikasi) digital memungkinkan seseorang menyampaikan informasi audio visual yang diinginkan.

 

Pada dasarnya, media komunikasi yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis gagasan yang akan dikomunikasikan dan tujuan komunikasi. Tidak ada pilihan lain, kompetensi mengomunikasikan gagasan atau konsep tersebut harus dilakukan melalui presentasi digital sebagai media yang memungkinkan komunikasi menjadi makin mudah dan luas, bahkan mendunia. Mempelajari perangkat digital harus dipandang sebagai upaya penguasaan keterampilan memanfaatkan alat komunikasi.

 

 

Kemampuan mengomunikasikan gagasan sama pentingnya dengan

 

kemampuan menemukan gagasan.

 

 

 

Kemampuan mengomunikasikan gagasan pada hakikatnya adalah kebutuhan semua orang. Dengan demikian, kemampuan mengomunikasikan gagasan adalah bagian dari kecakapan hidup (life skill).

 

Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital bagi siswa SMK merupakan alat untuk mengomunikasikan gagasan atau konsep melalui presentasi digital. Dalam fungsinya sebagai alat, mata pelajaran ini memberikan keterampilan penguasaan alat agar siswa mengetahui menggunakannya ketika diperlukan.

Mata pelajaran Simulasi Digital adalah alat, bukan tujuan.

 

Sebagai alat, mata pelajaran ini memberikan banyak keterampilan penggunaan alat yang mungkin diperlukan. Bagi siswa kreatif, penggunaan beberapa alat saja akan menghasilkan banyak karya beragam. Namun, bagi siswa yang lain, perlu beberapa alat lainnya untuk dapat mengomunikasikan gagasannya.

 

Dalam mata pelajaran ini, berlaku rumus: 1 + 2 + 3 ≠ 6.

 

 

Sasaran akhir adalah mengomunikasikan gagasan dengan BENAR, BAIK, dan INDAH. Mengomunikasikan gagasan berbentuk karya (produk/layanan) dan berbagi pada orang lain adalah hakikat dari Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital: IDE – PRODUK – BERBAGI.

 

E.   Rangkuman

 

 

1.    Ketika kita mampu menemukan masalah, pada saat itu, secara tidak sengaja, kita mengakui kenyataan yang ada pada kita. Artinya, kita menyadari adanya kekurangan. Menyadari kekurangan diri sendiri adalah perbuatan yang paling jujur. Seseorang dapat menipu orang lain, tetapi tidak dapat menipu dirinya sendiri.

 

2.    Untuk mempertimbangkan berbagai ide yang akan dipilih sebagai solusi mengatasi/memecahkan masalah, seseorang memerlukan informasi atau pengetahuan.

 

3.    Perilaku menentukan ide terpilih sesudah proses mempertimbangan satu demi satu ide/solusi yang ditemukan, merupakan perilaku arif (mempertimbangkan baik buruk, untung/rugi), akan membentuk sikap bijaksana.

 

4.    Ketika seseorang sudah dapat mengatasi/memecahkan masalah, seseorang akan menjadi orang yang cerdas sekaligus pandai. Cerdas karena orang tersebut menemukan ide kreatif yang digunakan untuk mengatasi/memecahkan masalah. Pandai karena orang tersebut mampu memanfaatkan informasi atau pengetahuan yang dimilikinya untuk mencari solusi. Seseorang menjadi bodoh manakala memiliki informasi atau pengetahuan atau peluang, tetapi tidak mampu memanfaatkannya untuk menemukan solusi.

 

Siswa SMK jangan mendudukkan diri sebagai bagian dari masalah. Dudukkanlah diri sebagai bagian dari solusi yang merupakan perwujudan rasa tanggung jawab yang pada akhirnya membentuk karakter dan sikap bertanggung jawab.

 

 

Jangan pernah berhenti menemukan masalah untuk mendapatkan ide.

 

Jangan pernah berhenti bernalar untuk merumuskan ide menjadi gagasan.

 

Jangan pernah berhenti bernalar mengemas gagasan menjadi konsep.

 

Komunikasikan konsep dengan integritas yang tinggi, massal, dan, ‘mendunia’.


 

 

 BAB II

PENGGALIAN IDE

  

A.    Logika dan Algoritma

  

1.   Logika

 

Manusia adalah mahluk paling mulia sebab dianugerahi berbagai kelebihan yang tidak diberikan kepada semua mahluk selain manusia. Salah satu kelebihan tersebut karena manusia diberikan akal pikiran sehingga dapat memilih hal yang benar dan bermanfaat, serta meninggalkan yang tidak bermanfaat (mudarat).

 

Manusia merupakan makhluk yang mampu berpikir dan bernalar dengan baik. Sebagai makhluk yang berpikir, manusia memiliki dua ciri yang melekat, yaitu rasionalitas dan moralitas. Rasionalitas akan menuntun manusia untuk bertindak menurut pikiran dengan pertimbangan yang logis. Moralitas akan mendorong manusia untuk berlaku sopan santun, sesuai dengan etiket atau norma yang berlaku. Namun, ketika manusia berpikir, kadang kala dipengaruhi berbagai kecenderungan, emosi, subjektivitas, dan berbagai hal lain yang menjadikan kita tidak dapat berpikir jernih dan logis sehingga menghasilkan kesalahan berpikir dan pada akhirnya akan mengakibatkan kesimpulan yang salah (sesat).

 

Dalam setiap keadaan, seorang manusia membutuhkan pola pikir logis. Berpikir logis merupakan berpikir dengan cara yang benar/masuk akal dan sesuai dengan hukum logika.

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber: Dokumen Kemendikbud

 

Gambar 2.1 Berpikir Logis

 

 

Logika berasal dari kata λόγος (logos) yang bermakna hasil nalar yang diutarakan dalam kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika merupakan salah satu cabang ilmu filsafat. Cabang filsafat yang lain adalah epistemologi, etika, dan estetika. Dalam pembahasan ini, logika tidak dijelaskan secara rinci, hanya digunakan untuk mempelajari bernalar sebagai kecakapan hidup, berpikir secara lurus, tepat, runtut, dan teratur, yang merupakan penerapan logika dalam kehidupan keseharian. Logika merupakan materi yang dipelajari sampai kapan pun bahkan ketika manusia menciptakan kecerdasan buatan (artificial intelligence).

 

Seseorang dapat mengungkapkan kebenaran berdasarkan penalaran logis. Dengan disertai bukti-bukti yang ada, seseorang dapat menilai kebenaran pernyataan untuk akhirnya sampai pada pengambilan keputusan.

 

Logika disebut juga sebagai alat untuk menjaga dari kesesatan bernalar. Seseorang membutuhkan kemahiran bernalar logis agar dapat menghasilkan kesimpulan yang benar.

Beberapa manfaat yang akan didapatkan setelah mempelajari logika antara lain sebagai   berikut.

 

(1) Menjaga supaya kita selalu berpikir benar menggunakan asas-asas sistematis.

 

(2)  Membuat daya pikir menjadi lebih tajam  dan menjadikannya lebih berkembang.

 

(3)  Membuat setiap orang berpikir cermat, objektif, dan efektif dalam berkomunikasi.

 

(4)  Meningkatkan cinta kebenaran dan menghindari kesesatan bernalar.

 

Bagaimana dengan perbandingan otak kanan yang dominan lebih berwarna dan manusiawi, jika hanya lebih mengutamakan logika tanpa rasa? Layakkah siswa diajarkan seperti robot dengan program dan perintah tanpa rasa? Dalam memberikan penjelasan, akankah lebih baik moderat dan digambarkan dengan baik? Cara kerja otak lebih nyata jika divisualisasikan.

 

Salah satu fungsi logika adalah sebagai alat untuk menarik kesimpulan. Kita dapat menggunakan alat ini setelah melakukan penalaran berdasarkan pernyataan-pernyataan benar (premis) yang ada. Penalaran untuk penarikan kesimpulan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pola nalar deduktif dan induktif.

 

a.       Deduktif

 

Penarikan kesimpulan yang bergerak dari pernyataan benar yang umum ke khusus. Contoh:

 

Umum Semua siswa SMK harus disiplin dan bertanggung jawab. Khusus Sandi adalah siswa SMK.

 

Kesimpulan: Sandi harus disiplin dan bertanggung jawab.

 

b.       Induktif

 

Penarikan kesimpulan yang bergerak dari pernyataan benar yang khusus ke umum. Contoh:

 

Khusus Devi rajin belajar. Dia mendapat hasil yang memuaskan. Khusus Yuda rajin belajar. Dia mendapat hasil yang memuaskan. Khusus Tika rajin belajar. Dia mendapat hasil yang memuaskan.

 

Kesimpulan: Siswa yang rajin belajar akan mendapatkan hasil yang memuaskan.

 

2.   Algoritma

 

Setelah mempelajari logika yang terkait tentang “bagaimana manusia berpikir dengan benar”, selanjutnya akan membahas tentang “bagaimana cara penyelesaian yang baik”. Untuk mendapatkan cara penyelesaian yang baik, dibutuhkan strategi atau langkah-langkah yang sistematis agar dapat memecahkan masalah dengan cara terbaik.

 

Contoh:

 

Dina adalah seorang siswa SMK kelas X. Setiap hari, dia pergi ke sekolah setelah melakukan sarapan. Pada suatu hari, ketika Dina akan sarapan, yang tersedia hanya nasi tanpa sayur dan lauk. Kemudian, terpikir oleh Dina untuk membuat tumis tauge tempe dengan langkah-langkah sebagai berikut.

(1)  Siapkan tauge, tempe, cabai, bawang merah, bawang putih, lengkuas, dan bahan lain yang diperlukan.

 

(2)  Iris bawang merah, bawang putih, cabai, dan lengkuas.

 

(3)  Panaskan minyak dan masukkan semua irisan bahan.

 

(4)  Goreng tempe sebentar.

 

(5)  Tambahkan tauge, kecap manis, garam, dan sedikit air.

 

(6)  Aduk hingga semua bumbu meresap.

 

(7)  Cicipi rasanya. Jika terdapat rasa yang kurang, tambahkan bumbu lain secukupnya.

 

(8)  Tauge tumis siap dihidangkan.

 

Contoh di atas merupakan penyelesaian masalah dengan mengggunakan langkah-langkah penyelesaian masalah yang dinamakan algoritma. Algoritma adalah serangkaian langkah yang disusun menjadi urutan logis kegiatan untuk mencapai tujuan.

 

Setiap hari, ketika seseorang melakukan aktivitas, dia akan memilih mana yang akan dikerjakan terlebih dahulu, misalnya ketika bangun tidur, sarapan, bahkan ketika memakai pakaian di pagi hari. Algoritma yang baik merupakan tindakan yang benar dan masuk akal.

 

Terdapat berbagai bentuk cara untuk mengomunikasikan algoritma, antara lain menggunakan bagan alir, pseudo code, dan bahasa pemrograman. Bentuk algoritma yang mudah dibaca adalah menggunakan bagan alir.

 

3.  Bagan Alir

 

a.    Fungsi Bagan Alir

 

Bagan alir (flowchart) merupakan sebuah bagan yang menunjukkan aliran algoritma dan menampilkan langkah-langkah penyelesaian terhadap suatu masalah. Ter dapat berbagai alasan bagi seseorang untuk menggunakan flowchart, antara lain sebagai berikut.

 

(1)    Dokumentasi proses. Bagan alir dapat digunakan untuk mendokumentasikan proses menjadi lebih terorganisasi dengan baik.

 

(2)  Petunjuk untuk memecahkan masalah. Runtutan langkah dari yang umum menuju ke khusus atau sebaliknya merupakan petunjuk pemecahan masalah yang digambarkan dengan bagan alir.

(3)  Pemrograman. Bagan alir dapat digunakan untuk menggambarkan garis besar program yang akan dibuat. Bagan alir juga digunakan untuk merancang navigasi pengguna pada tampilan (user interface) aplikasi yang akan dibuat.

 

(4)  Mengomunikasikan hal-hal yang prosedural.

 

b.    Simbol Bagan Alir

 

Bagan alir tersusun dari berbagai simbol yang berbeda untuk mempresentasikan sebuah input, proses, maupun output yang berbeda. Berikut adalah berbagai simbol dan masing-masing kegunaannya.

Contoh berangkat ke sekolah

 

Berangkat sekolah merupakan aktivitas harian siswa SMK. Terdapat berbagai langkah yang dapat dipersiapkan sebelum berangkat hingga sampai ke sekolah. Kegiatan tersebut dapat dibuatkan menjadi salah satu bagan alir seperti berikut.

Proses mandi, sarapan, dan berangkat ke sekolah merupakan salah satu contoh subproses yang dapat dibagi lagi menjadi proses-proses lainnya. Masing-masing akan dijelaskan melalui algoritma sebagai berikut.

 

Contoh algoritma ketika mandi

 

Secara umum, algoritma yang digunakan adalah sebagai berikut.

 

(1)       Siapkan peralatan mandi, misalnya handuk, pakaian ganti, sabun, dll.

 

(2)       Setelah semua siap, masuklah ke kamar mandi.

(3)       Lepaskan baju.

(4)       Siramkan air ke seluruh anggota badan.

(5)       Gunakan sabun, sampo.

(6)       Bilas badan dengan air.

(7)       Gosok gigi.

(8)       Gunakan handuk untuk mengeringkan seluruh tubuh.

(9)       Pakailah baju ganti.

(10)    Keluar kamar mandi.

 

Contoh algoritma ketika sarapan

 

Sarapan adalah salah satu hal penting yang dapat siswa lakukan sebelum berangkat ke sekolah. Sarapan akan memberikan nutrisi pada otak yang akan membantu mempermudah menerima pelajaran. Oleh karena itu, biasanya siswa yang mempunyai kebiasaan sarapan akan mempunyai prestasi lebih baik daripada siswa yang tidak sarapan.

 

Pada pembahasan berikut, penjelasan terkait sarapan akan membantu memahami bagan alir penggunaan algoritma.

 

(1)       Lihatlah makanan pada meja makan, tersedia atau tidak?

 

(2)       Jika tersedia, sarapan dapat dimulai. Jika tidak, ingin membuat atau membeli sarapan.

(3)       Periksa apakah tersedia bahan makanan yang dapat dimasak jika ingin membuat sarapan.

 

 

Hasil bagan alir dari algoritma di atas adalah sebagai berikut .

Contoh algoritma ketika berangkat ke sekolah

 

Setelah madi dan sarapan, biasanya siswa akan langsung berangkat ke sekolah. Terdapat berbagai sarana transportasi yang dapat digunakan, misalnya menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi. Kali ini, kendaraan yang akan digunakan sebagai trasnportasi utama adalah sepeda, dengan asumsi lebih murah dan menyehatkan. Algoritma pemakaian sepeda adalah sebagai berikut.

 

(1)       Periksa apakah sepeda dalam keadaan baik?

 

(2)       Jika tidak dalam keadaan baik (diasumsikan sepeda bocor dan memerlukan waktu yang lama untuk menambalnya), naiklah angkot.

(3)       Pilihan lain yang dapat digunakan adalah naik ojek.

(4)       Jika tidak ada, dapat menggunakan pilihan lainnya selain naik sepeda, naik angkot, atau naik ojek. Misalnya, berangkat bersama teman, bersama orang tua, atau jalan kaki jika memungkinkan.

Contoh algoritma membuat kue cokelat

 

Membuat kue memerlukan bahan dan pengalaman agar hasilnya cocok dengan lidah. Berikut ini adalah algoritma dalam membuat karim.

 

(1)    Siapkan peralatan seperti adonan, oven, pengocok telur, dll.

 

(2)    Sediakan bahan seperti tepung terigu, margarine, cokelat bubuk, gula halus, telur, dan chococips.

(3)    Tentukan komposisi bahan sesuai r esep, yaitu: terigu = 175 gr; margarin = 150 gr; cokelat bubuk = 25 gr; gula halus = 100 gr; kuning telur = 1 buah; dan chocochips secukupnya.

(4)    Kocok margarin dan gula halus hingga lembut. Masukkan kuning telur, kocok rata.

 

(5)    Ayak terigu & cokelat bubuk, lalu masukkan ke adonan, aduk hingga rata.

 

(6)    Masukkan dalam plastik segitiga, semprot pada loyang yg telah dioles margarin, semprot bentuk bulat, lalu pipihkan dengan punggung sendok plastik.

(7)    Taburi chocochips, panggang hingga matang.

 

(8)    Angkat kue dan hidangkan.

Contoh Algoritma Berobat ke Puskesmas

 

Ketika berobat ke puskesmas, sering dijumpai berbagai proses mulai dari pendaftaran, pemeriksaan tekanan darah, hingga mendapatkan obat. Jarang yang menyadari bahwa hal tersebut adalah salah satu contoh algoritma dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, untuk membuat bagan alir adalah dengan cara menentukan alur pelayanan puskesmas sebagai berikut. Pada contoh ini, proses pergerakan pasien dan tempat dibedakan agar mudah dipahami.

 

(1)     Pasien datang ke puskesmas.

Pasien darurat atau pasien yang akan melahirkan langsung masuk ke unit gawat darurat atau ruang bersalin. Kerabat pasien dapat mendaftarkan ke loket pendaftaran setelah

pasien dilayani. Setelah mendapat tindakan, pasien akan dilihat kondisinya, apakah dapat pulang (rawat jalan) atau harus dirawat terlebih dahulu di puskesmas (rawat inap). Apabila puskesmas tidak mampu melayani pasien dikarenakan terbatasnya fasilitas atau tenaga medis, pasien akan dirujuk ke rumah sakit.

 

(3)     Pasien yang tidak darurat akan menggambil nomor antrian dan menunggu hingga dipanggil oleh petugas pendaftaran.

(4)     Pasien dipanggil petugas sesuai nomor urut pada loket pendaftaran (pasien Lansia akan mendapatkan pelayanan khusus). Pasien akan ditanya apakah sudah terdaftar sebagai pasien atau belum. Jika belum, dia akan dibuatkan terlebih dahulu nomor rekam medisnya. Pasien lama atau pasien asuransi dapat menyerahkan kartu pasien atau kartu asuransi yang dimilikinya.

 

(5)     Pasien diminta menuju ke poliklinik tujuan. Petugas akan mencari rekam medis pasien untuk diberikan kepada poliklinik rawat jalan tempat pasien ingin berobat.

(6)     Pasien akan dipanggil oleh petugas atau perawat.

 

(7)     Pasien diperiksa (diagnosis), dicatat anamnesis, diberikan tindakan medis jika diperlukan, dan diberikan resep obat. Jika pasien membutuhkan tindakan medis yang tidak tersedia di puskesmas, pasien akan dirujuk ke rumah sakit.

(8)     Pasien keluar dari ruang pemeriksaan dan menuju ke kasir pembayaran jika pasien diberikan tindakan medis. Kemudian, pasien menuju apotik.

(9)     Pasien dipanggil lagi untuk menerima obat.

 

(10)   Pasien pulang.

Contoh Algoritma Sistem Lampu Lalu Lintas 3 Arah

 

Perlintasan jalan yang banyak dilalui orang biasanya dipasang lampu lalu lintas. Lampu ini akan menggendalikan arus lalu lintas, misalnya dengan mengatur pejalan kaki dan kendaraan yang akan lewat secara bergantian, tanpa mengganggu arus yang ada. Pengaturannya dilakukan dengan menggunakan warna lampu yang diakui secara universal, yaitu:

 

Warna Merah,

menandakan bahaya, dan digunakan sebagai tanda berhenti

Warna Kuning,

digunakan sebagai tanda hati-hati.

Warna Hijau,

digunakan sebagai tanda dapat berjalan.

 

 

Berdasarkan arah lintasannya, terdapat beberapa arah yang dapat diatur pada lampu lalu lintas, sebagai contoh untuk 3 (tiga) arah, 4 (empat) arah, dsb.

 

Berdasarkan pola dan urutannya, terdapat dua jenis yang sering kita jumpai di Indonesia, yaitu boleh atau tidaknya bergerak ke kiri ketika sedang berhenti. Perhatikan gambar berikut

Pada contoh ini, akan dibuatkan algoritma lampu lalu lintas untuk 3 arah, yang tidak diperbolehkan bergerak ke kiri ketika sedang berhenti. Selanjutnya, ditetapkan kondisi kendaraan berjalan yang menggunakan pengaturan secara berurutan dari Lampu 1 (L1), Lampu 2 (L2), kemudian Lampu 3 (L3).


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Simulasi Digital